Tok tok tok, terdengar suara ketukan pintu dari luar. Suara itu cukup untuk membangunkan Hye hoon yang sedang tertidur di kamar.
Tapi ia masih tidak ada niat untuk membukakan pintu dan melihat siapa orang yang ada dibalik pintu itu. Ia masih ingin tinggal di tempat tidur dan melanjutkan mimpinya.
“Hye hoon-ah, Song hye hoon..!! Kau harus segera bangun jika tidak ingin ketinggalan bus sayang.”
Akhirnya Hye hoon membuka mata dan melihat kesekeliling kamar, nampak sedang mencari sebuah benda.
“Ommo, sudah jam 07.00.. Aku kesiangan.” (sedikit berteriak) Segera saja Hye hoon bangun dari tempat tidur dan membuka pintu.
“Ne eomma, aku sudah bangun.” ucap Hye hoon sambil berlari menuju kamar mandi.
“Anak ini, sudah diingatkan untuk bangun pagi tapi tetap saja kesiangan.” Gerutu ibunya.
***
Hari ini Hye hoon akan berangkat ke seoul untuk mempersiapkan ujian tengah semester. Rasa rindu Hye hoon kepada keluarga dan teman-teman masa SMAnya masih ia rasakan. Karena liburan sudah hampir berlalu, ia harus segera kembali lagi ke seoul.
Barang-barang yang akan dibawa sudah dipersiapkan eomma dan appa.
“Hye hoon-ah, makan dulu sayang sebelum kau berangkat. Eomma tidak ingin kau sakit saat diperjalanan nanti.” Ucap ibu sambil menuangkan segelas susu hangat.
“Anio eomma, aku takut terlambat dan ketinggalan bus. Aku akan membawa bekal saja untuk di bus nanti.” Ucap ku (Hye hoon)
“Arasseo, eomma akan menyiapkan bekal untuk mu.”
“Gomawo eomma, kau memang ibu terbaik yang ada di dunia :)” memeluk ibunya (Sedikit lebay :D)
Sementara eomma menyiapkan bekal untuk Hye hoon, appa dan Eun hoon membantu persiapan barang-barang yang akan dibawa Hye hoon. Melihat lagi apakah ada barang yang terlupakan, itu karena Hye hoon agak pelupa.
“Nuna, apa kau yakin tidak ada barang mu yang ketinggalan?” ucap Eun Hoon mengingatkan
“Aigoo…baik sekali kau hari ini kepada ku Eun hoon-ah. Tidak seperti kau yang biasanya.”
“Aku memang anak yang baik nuna, kau saja yang tidak sadar hal itu, week.” (menjulurkan lidah)
“Ya… Song Eun hoon, kau mengejek ku hah?”
“Ne… weeekk” ucap Eun hoon menjulurkan lidah lagi.
Mendengar itu Hye hoon merasa kesal pada Eun hoon, ingin sekali memukul kepala Eun hoon. Tapi sebelum itu terjadi appa datang menegur.
“Sudahlah Hye hoon, jangan seperti itu dengan adik mu, kau mungkin akan merindukannya.” Ucap appa menenangkan Hye hoon
“Miahaeyo appa, aku tidak akan melakukannya lagi.” Ucap Hye hoon (merasa bersalah)
“Semua barang mu sudah siap. Apa kau juga sudah siap untuk berangkat?” appa mengingatkan
“Ne appa.”
***
Hye hoon duduk di kursi barisan paling belakang, menikmati bekal yang sudah disiapkan oleh eomma. Pikirannya menerawang entah kemana. Ia teringat lagi kejadian tiga hari yang lalu saat berada di toko buku.
#Flashback
Hye hoon sangat kesal hari ini dengan Eun hoon. Bagaimana tidak, hari itu Hye hoon berpikir bisa bersantai menikmati secangkir susu cokat hangat dan novel yang baru ia beli saat ada pemeran buku dikota.
Tapi gara-gara Eun hoon, rencananya harus tertunda. Ia harus pergi ketoko menggantikan Eun hoon untuk membeli buku yang di minta eomma. Eun hoon pergi sebelum melaksanakan tugas yang disuruh eomma.
“Dasar kau anak nakal Eun hoon, gara-gara kau aku yang harus menggantikan tugasmu. Awas saja, kalau kau sudah pulang pasti ku balas Eun hoon.” Gerutu Hye hoon.
Sepanjang perjlanan ke toko Hye hoon terus saja mengumpat adiknya. Akhirnya sampai juga ia didepan toko buku itu.
***
Setelah membeli buku yang diminta eomma, Hye hoon cepat-cepat ingi keluar dari toko. Tanpa sadar ia menabrak seseorang. Buku yang dibawa Hye hoon dan laki-laki itu terjatuh ke lantai.
“Mianhaeyo, aku tidak sengaja menambrak an…” Hye hoon menggantungkan kalimatnya. Ia begitu terkejut saat melihat orang yang di tabrak olehnya.
“No…!! Kenapa kau bisa ada disini? Bukanya kau… aissstt sudalah” Hye hoon berhenti melanjutkan kata-katanya lalu segera berdiri.
“Gwenchanayo..? ucap laki-laki itu (merasa bersalah)
“Gwenchana. Maaf aku tidak sengaja menabrak mu.” Ucap Hye hoon ketus
Setelah mengambil buku yang berhmaburan tadi, Hye hoon segera berlalu meninggalkan laki-laki itu tanpa kata apa pun.
#Flashback End
“Mwoya… kenapa aku ingat kejadian itu lagi.” Ucap Hye hoon
Kejadian itu membuat dada Hye hoon terasa sesak. Pertemuan yang tidak diinginkannya. Setelah dua tahun tidak bertemu, akhirnya bertemu lagi. Pertemuan dengan laki-laki itu membuatnya mengingat lagi kenangan yang berusaha ia lupakan. Tanpa sadar butiran air bening jatuh ketangan Hye hoon. Matanya terasa pedih, tak sanggup jika ia harus menahan sakit itu.
***
Setelah beberapa jam berlalu, Hye hoon akhirnya sampai di seoul. Perjalanan yang sangat melelahkan, cukup untuk menghabiskan tenaga.
Tangan Hye hoon bergerak mengambil sebuah benda dalam saku celananya. Sedari tadi benda itu terus bergetar, seluruh tubuh Hye hoon pasti bisa merasakan getarannya.
Ada 10 panggilan tidak terjawab, ternyata eomma yang menelpon. Tentu saja dia sangat mengkhawatirkan anaknya. Hye hoon berjanji pada ibunya untuk menelpon setibanya di seoul. Mungkin ibunya terlalu lama menunggu kabar dari Hye hoon hingga tak sabar dan terus menghubungi anaknya.
“Tuuut… tuutt….” Terdengar suara panggilan telpon yang belum ada penjawabnya dari sebrang sana.
“Yoboseyo…” suara seorang perempuan.
“Naya eomma, Song hye hoon.. Aku baru saja sampai di seoul eomma. Apa eomma begitu mengkhawatirkan ku eh? Hehe” ucap Hye hoon.
“Ne.. eomma sangat mengkhawatirkan mu. Gwenchanayo Hye hoon-ah?” terdengar gelisah.
“Gwenchana eomma, tidak usah mengkhawatirkan ku lagi ne…” Hye hoon berusaha meyakinkan.
“Arasseo Hye hoon-ah, eomma tutup dulu.”
Sesudah panggilan telpon itu terputus Hye hoon tidak segera memasukkan handphonnya kedalam saku, tangannya bergerak menekan tombol-tombol pada benda itu untuk mengirim sms kepada Rae Ahn ahjumma.
To Shin Rae Ahn Ahjumma
Ahjumma, aku sudah sampai di seoul. Sekarang aku berada di halte tempat biasa. Apa ahjumma bisa menjemputku?
Setelah mengirim sms Hye hoon mencari tempat dimana ia bisa duduk tenang sambil mengumpulkan tenaga lagi.
“Grrrrrrrdd grrrrrrddd..” handphone Hye hoon bergetar, saat dilihat ternyata itu balasan sms dari Rae ahn ahjumma.
From Shin Rae Ahn Ahjumma
Aku akan segera menjemputmu Hye hoon-ah, tunggu disana sebentar lagi ne..
***
Setibanya dirumah Rae Ahn ahjumma, Hye hoon langsung masuk ke kamar dan berbaring di ranjangnya. Tubuhnya sudah sangat lelah, dalam benaknya hanya tidur sebentar sebelum membereskan barang-barang bawaannya.
Melihat Hye hoon begitu lelah, Rae ahn ahjumma membiarkan saja ia tidur. (Ahjumma yang baik :D)
***
Hari ini adalah hari pertama ujian tengah semester dilakukan. Hye hoon merasa sangat tegang, takut tidak bisa menyelesaikan soal-soal itu.
“Hari ini kau tegang sekali Song hye hoon. Tidak seperti kau yang biasanya. Waeyo?” ucap Choi Je In menepuk bahu Hye hoon.
“Aniyo Je in-ah, aku cuma sedikit tegang saja.” Ucap Hye hoon.
“Apa kau sakit Hye hoon?” ucap Yong hwa lagi.
“Mwoya..? tidak sepeti biasanya kalian begitu memprhatikan ku.. ckck” ucap Hye hoon kepada kedua temannya itu.
“Ya.. Song hye hoon, kau seharusnya bersyukur mempunyai teman yang perhatian terhadap mu, bukan malah menertawakannya.” Yong hwa terlihat kesal.
“Mianhae Yong hwa, aku Cuma bercanda ehee..” ucap Hye hoon sambil tertawa geli melihat Yong hwa berkata seperti itu.
“Kenapa Hyun mi belum datang, padahal sebentar lagi kita sudah harus masuk kedalam ruang kelas.” Je in terlihat gelisah.
“Itu Hyun mi datang.” Ucap Yong hwa.
“Mianhae chingu, aku datang terlambat. Ehee Apa kalian menungguku?” ucap Hyun mi tanpa merasa bersalah.
“Enak saja kau tertawa Kang hyun mi, gara-gara menunggu mu kita bisa terlambat mengikuti ujian.” Ucap Hye hoon sambil bercanda dan memukul tangan Hyun mi
“Yaa Hye hoon, kau memukul ku lagi eh? Awas kau ku balas nanti.” Hyun mi terlihat marah.
“Eheee maaf Hyun mi-ya, makanya jangan terlambat lagi datang.”
Sesudah percakapan itu mereka segera masuk keruangan untuk mengikuti ujian.
***
Ujian tengah semester berakhir sudah, Hye hoon dan teman-temannya bisa sedikit bersantai sekarang. Ada waktu libur satu minggu sebelum pelajaran dilanjutkan lagi. Hye hoon berencana mengajak teman-temannya berlibur. Karena musim panas sebentar lagi akan berlalu ia berpikir untuk mengajak teman-temannya berlibur ke pantai.
Di pantai banyak aktivitas outdoor yang menyenangkan, bisa menenangkan pikiran bagi mereka yang sudah terlalu banyak menggunakan otak untuk berpikir. Kali ini Hye hoon ingin mengajak teman-temannya untuk berlibur di Naksan Beach. Naksan Beach berada di kota Yangyang. Alasan Hye hoon memilih pantai itu karena disana ada keluarga Yong hwa, jadi mereka bisa menginap di tempat keluarga Yong hwa sementara liburan.
“Yong hwa-ya, kau kan mempunyai keluarga di yangyang. Bagaimana kalau liburan kali ini kita pergi kepantai naksan, disana kita bisa tinggal bersama keluarga mu untuk sementara.” Ucap ku (Hye hoon) membuka pembicaraan yang dari tadi terasa sepi.
“Ku pikir itu bukan ide yang buruk, kita bisa bersantai selama liburan ini.” Ucap Hyun mi.
“Iya aku juga setuju, lagi pula musim panas akan segera berakhir pasti menyenangkan jika kita berlibur ke pantai.” Je in berbicara dengan antusias.
“Bagaimana Yong hwa-ya, kau setuju?” Ucap Hye hoon.
“Arasseo,, aku setuju dengan usul kalian. Tapi aku harus minta izin dulu dengan Ha Wook ahjussi. Aku juga akan minta dia untuk mengantarkan kita.” Ucap Yong hwa tidak bisa menolak ajakan dari teman-temannya.
Yong hwa tidak perlu bersusah payah membujuk Ha wook ahjussi untuk mengantarkan mereka ke pantai naksan, karena Ha wook ahjussi kebetulan ada urusan di kota Yangyang jadi bisa sekalian mengantarkan Yong hwa dan teman-temannya. Maklumlah Ha wook ahjussi adalah orang yang sibuk. Tidak semua permintaan bisa disetujui dengan mudah.
***
Pukul 03.00 sore Hye hoon dan teman-temannya sampai di rumah keluarga Yong hwa di kota Yangyang. Selama tiga hari mereka akan berlibur disana. Rasa penat yang mereka rasakan saat diperjalanan menjadi hilang saat melihat pantai Naksan yang begitu indah. Terlihat tidak begitu banyak pengunjung yang datang, mungkin itu karena bukan hari libur Nasional.
“Daebaakk,, ini adalah liburan pertama ku kepantai, tempat ini begitu indah. Apa aku sedang bermimpi..?” ucap Je in yang begitu kagum dengan keindahan pantai Naksan.
“Plakkk…” (suara tamparan)
“Yaaaa,, Kang hyun mi.. Kau ingin mati eh?? Kenapa kau menampar ku?” Je in terlihat sangat kesal karena hyun mi menamparnya.
“Ckckck,,, Mian Je in-ah, aku cuma ingin menyadarkan mu kalau ini bukan mimpi.” Ucap Hyun mi sambil tertawa.
“Sudahlah, kalian berdua jangan bertengkar seperti itu, lebih baik kita menikmati keindahan ini.” Ucap Hye hoon (sok bijaksana.. ckck)
“Dimana Yong hwa, dari tadi aku tidak melihatnya.” Ucap Hyun mi.
“Dia sedang bicara dengan Ha wook ahjussi, sebentar lagi dia akan menyusul kita.” Ucap Hye hoon
Benar saja setelah percakapan singkat mereka, Yong hwa akhirnya datang dan ikut menikmati pemandangan pantai Naksan. Seolah tidak ingin membuang waktu, Hye hoon dan teman-temannya menghabiskan waktu di pantai dengan berbagai macam permainan.
Tak terasa waktu berlalu, matahari sudah ingin mengucapkan salam perpisahannya tanda hari akan berganti menjadi gelap dan akan segera di gantikan oleh bulan dan bintang. Hye hoon juga sudah merasa sangat lelah setelah bermain. Akhirnya mereka putuskan untuk pulang ke rumah keluarga Yong hwa dimana mereka akan menginap.
***
Ini adalah hari kedua mereka berada di kota Yangyang, Hye hoon berencana ingin berjalan-jalan di tepi pantai menikmati matahari pagi. Ia membangunkan ke tiga temannya tapi tidak seorang pun yang mau bangun, sepertinya mereka masih merasa lelah. Hye hoon memutuskan untuk jalan-jalan sendiri pagi itu.
***
Hye hoon berjalan menyusuri pantai Naksan, perasaannya tidak berhenti mengagumi keindahan pantai tersebut. Sampai didepan sebuah toko kecil, Hye hoon melihat bayangan seseorang yang ia kenal. Mengikuti rasa penasarannya Hye hoon ingin meyakinkan apakah orang yang ia lihat itu benar orang yang dikanalnya atau itu cuma sekedar bayangannya saja.
Setelah memastikan itu, Hye hoon yakin bahwa itu memang orang yang ia kenal bukan hanya bayangannya saja.
“Sekarang aku yakin itu memang Shin soo jin oppa.” Batinnya (Hye hoon). “Ommo, kenapa aku harus memanggilnya dengan sebutan oppa, itu tidak pantas untuknya.” Hye hoon menggerutu.
Hye hoon berpikir kenapa orang itu ada disini, apa yang dia lakukan, dan siapa gadis yang bersamanya itu. Dengan rasa penasaran itu Hye hoon akhirnya memutuskan untuk mengikutinya.
“Oppa,, apa topi ini cocok untuk ku.?” Tanya seorang gadis muda yang bersama.
“Terserah kau saja, aku tidak peduli.” Ucap Soo jin kepada gadis itu (dengan ketusnya).
“Kenapa kau berbicara seperti itu oppa? Apa kau masih marah kepada ku. Aku sudah meminta maaf atas kesalahan ku itu. Jebal oppa, jangan marah lagi.” Gadis it uterus merengek dengan Soo jin.
Cuma itu percakapan yang bissa didengar Hye hoon, itu pun terdengar samar-samar. Karena jarak antara Hye hoon dengan kedua orang itu cukup jauh.
“Aisstt, apa yang ku lakukan. Apa untungnya aku mengikuti orang itu. Yeoja babo… Lebih baik aku kembali.” Ucap Hye hoon saat tersadar dengan apa yang ia lakukan.
***
Sepanjang perjalanan dari toko menuju rumah keluarga Yong hwa, Hye hoon terus memikirkan orang yang ia lihat tadi. Hati nya terasa sakit, ia sadar air matanya terus menerus jatuh dari kelolopak mata. Tapi Hye hoon tidak bisa menghentikan itu, ia piker dengan begitu bisa membuatnya lebih tenang.
“Ada apa dengan mu Hye hoon-ah.? Apa kau menangis.?” Yong hwa terlihat bingung ketika melihat temannya datang dengan mata yang bengkak.
Hye hoon hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Yong hwa. Bibirnya terasa terkunci untuk menceritakan apa yang sudah dilihatnya tadi.
“Dari mana saja kau Hye hoon-ah, pagi-pagi sudah menghilang.” Je in berbicara tanpa melihat muka Hye hoon.
Hye hoon hanya diam, tidak ada satu pun pertanyaan dari temannya yang dia jawab. Dalam pikirannya hanya terus terbayang laki-laki dengan seorang gadis yang ia lihat tadi.
“Yaa, Song hye hoon apa kau menangis ? Kau kelihatan seperti panda saja dengan mata mu seperti itu. Tapi bedanya panda makhluk yang lucu tapi kau mengerikan. Ckck” Hyun mi mencoba menghibur Hye hoon dengan cara bercandanya seperti biasa.
Tapi usaha Hyun mi untuk menghibur Hye hoon seperti sia-sia saja. Tidak ada yang bisa membuatnya berbicara tentang apa yang membuatnya menjadi seperti itu.
***
Liburan itu pun berakhir. Hye hoon dan teman-temannya sudah kembali lagi ke seoul. Liburan yang seharusnya tiga hari berubah menjadi dua hari. Rasanya tak sanggup lagi jika Hye hoon terus tinggal di kota tersebut. Ia takut akan bertemu lagi dengan Soo jin. Seperti mimpi buruk saja bagi Hye hoon. Tidak satupun temannya mengetahui hal apa yang membuat Hye hoon berubah.
Hari ini adalah ahri terakhir musim panas. Besok salju pasti akan menghujani seluruh kota seoul. Dan itu tandanya bulan September akan segera datang.
***
Salju sudah turun di kota seoul. Udara dingin sangat terasa di kulit, bahkan menusuk sampai ke tulang.
“Ini adalah tanggal 1 September, pelajaran baru pun akan di mulai. Aku harus bisa melupaka kejadian itu.” Ucap Hye hoon dengan penuh keyakinan.
Setelah sarapan Hye hoon berniat untuk langsug pergi ke kapus. Cuma itu yang ada dipikiran Hye hoon saat ini. Tapi tiba-tiba Rae ahn ahjumma meminta Hye hoon untuk mengantarkan Ghin ahn kesekolah. Tidak ada alasan Hye hoon untuk menolak.
“Ghin ahn-ya, Eonni sampai disini saja ya mengantarkanmu. Kau bisakan masuk sendiri kedalam. Eonni sudah terlambat masuk kuliah.” Ucap Hye hoon pada dongsaengnya.
“Ne..eonni. Aku bisa masuk sendiri. Eonni pergi saja.” Ucap Ghin ahn dengan bibir mungil itu.
“Arasseo,, kau memang manis Ghin ahn-ya.” Hye hoon berlalu meninggalkan sekolah dongsaengnya itu.
***
Hye hoon langsung masuk kedalam kelas, dia yakin pasti sudah terlambat. Teman-temannya sudah menunggu di tempat duduk masing-masing. Setelah Hye hoon meminta maaf pada dosen yang sedang mengajar, ia segera duduk ditempatnya.
“Hye hoon-ah kau terlambat.” Ucap Hyun mi
“Aku tau Hyun mi-ya.” Ucap Hye hoon
Percakapan singkat itu berakhir, mereka berkonsentrasi lagi pada pelajaran yang sedang mereka ikuti.
***
Di kantin.
Hye hoon mulai menceritakan pada teman-temannya kejadian apa yang sudah dialaminya ketika di pantai Naksan minggu lalu. Mereka juga pasti ingin tahu sekali dengan hal itu. Hye hoon hanya tidak ingin mendengar pertanyaan-pertanyaan dari ke tiga temannya. Seperti wartawan saja kalau sudah bertanya.
“Aku bertemu dengannya lagi Yong hwa-ya.” Hye hoon mulai membuka pembicaraan.
“Apa maksudmu, kau bertemu siapa ?” Yong hwa terlihat bingung.
“Soo jin,, Shin soo jin. Kau masih ingatkan dengan orang itu. Saat aku berjalan di pantai pagi itu aku melihatnya dengan seorang gadis. Tapi yang ku lihat mereka sedang bertengkar.”
Setelah panjang lebar Hye hoon menceritakan kejadian di pantai, Yong hwa, Hyun mi, dan Je in mengerti alas an kenapa Hye hoon ingin segera pulang ke seoul. Mereka bisa merasakan apa yang di rasakan Hye hoon saat itu.
***
Sepulang kuliah, Hye hoon langsung pulang kerumah. Tidak seperti biasanya, Hye hoon selalu mampir ke tempat Je in dulu. Kalau belum jam 06.00 tidak akan pulang kerumah. Tapi hari itu Hye hoon merasa hanya ingin pulang saja kerumah. Karena sekarang musim dingin, salju ada dimana-mana, Hye hoon jadi malas untuk berlama-lama berada di luar rumah.
Setibanya di rumah Hye hoon terkejut, ada seseorang yang sedang menunggunya di depan rumah.
“Anyeong Song hye hoon. Lama sekali tidak bertemu dengan mu.” Ucap Soo jin pada Hye hoon sambil tersenyum.
“Soo jin-ah, kenapa kau bisa ada di depan rumah ku ? Dari mana kau tau ini rumah ku ? Apa yang kau lakukan disini ?” Ucap Hye hoon dengan refleksnya (karena syok berat bertemu dengan orang yang berusaha di lupakan. Hehe)
“Tidak sopan sekali kau dengan ku Hye hoon-ah, tidak seharusnya kau memanggil nama ku seperti itu. Aku lebih tua dari mu, kau seharusnya memanggil ku oppa.” Soo jin tersenyum tanpa memperdulikan pertanyaan Hye hoon.
“Kenapa aku harus memanggil mu dengan sebutan itu. Aku tidak suka, itu hak ku untuk memanggilmu apa.” Ucap Hye hoon dengan nada sinisnya.
“Arasseo, aku mengalah saja dengan mu. Kau ada waktu kan siang ini. Ada yang mau ku bicarakan dengan mu. Kau bisa ?” Ucap Soo jin memohon.
“Seenaknya saja kau mengajakku, kau pikir kau siapa heh. Aku tidak bisa, aku sudah cukup lelah hari ini, cuacanya juga sangat dingin di luar.” Ucap Hye hoon ragu, sebenarnya dia ingin sekali tau kenapa laki-laki itu menemuinya. Tapi rasa malu Hye hoon membuatnya berbicara seperti itu.
“Ayo lah Hye hoon-ah, aku cuma minta kali ini saja kau mau menemani ku, kau tega membiarkan ku kedingian disini menunggu mu.” Soo jin masih membujuk Hye hoon. “Nanti kau akan ku traktir kau makan Samgyetang (Sup daging ayam ginseng) dan Bindaetteok (Martabak goreng) kesukaan mu.” Soo jin yakin Hye hoon tidak akan menolak ajakannya kalau sudah mendengar dua jenis makanan itu.
Benar saja Hye hoon langsung menerimanya tanpa memikirkan rasa malunya tadi.
“Baiklah, aku akan menemani mu. Tapi kau harus memegang janji mu untuk mentraktir ku makan samgyetang dan Bindaetteok hari ini.” Hye hoon terlihat bersemangat.
“Ne.. Hye hoon-ah.” Ucap Soo jin memamerkan senyum khasnya.
***
Mobil berwarna hitam itu terus melaju menuju tempat yang di inginkan pengemudinya. Sementara di dalam tampak keheningan. Tak ada suara apapun kecuali suara mobil dan kendaraan lain yang lalu lalang. Hye hoon tidak berniat untuk berbicara apapun, begitu juga dengan Soon jin. Mereka lebih memilih diam.
Di depan sebuah rumah makan sederhana, mobil hitam itu berhenti. Soo jin dan Hye hoon keluar dari dalam mobil. Tidak ingin berlama-lama di luar karena udaranya sangat dingin.
“Kita sudah sampai Hye hoon-ah, disini adalah tempat yang menyediakan Samgyetang dan Bindaetteok terenak di seoul. Aku yakin kau pasti menyukainya.” Ucap Soo jin pada Hye hoon.
“Kajja…” Hye hoon terlihat bersemangat.
Soo jin memesankan Samgyetang dan Bindaetteok untuk Hye hoon, dan dua gelas Nokca (Teh hijau). Satu untuknya dan satu lagi untuk Hyehoon.
“Kau tidak makan ?” Tanya Hye hoon, terlihat penasaran.
“Ani,, aku cukup melihat kau makan saja itu sudah membuat ku kenyang. Ehhe”
“Terserah kau saja.” Hye hoon sudah tidak sabar menunggu pelayan mengantarkan makanannya.
Makanan yang di tunggu Hye hoon sudah berada dimeja, Hye hoon terlihat bersemangat saat melihat kedua makanan yang ada dihadapannya. Sudah lama dia tidak merasakan kelejatan makanan itu.
“Eummm,, massita.. sudah lama aku ingin makan ini.” Ucap Hye hoon
“Pelan-pelan saja makannya, kau akan tersedak jika terlalu cepat.” Soo jin tersenyum melihat cara Hye hoon makan. “Aku jadi ingat kenangan saat kita pertama kali makan Sangyetang, dulu cuacanya lagi hujan, dan sekarang sedang turun salju.” Ucap Soo jin sambil mengingat-ingat kenangan bersama Hye hoon.
“Kau masih ingat ? Aku saja sudah melupakannya.” Hye hoon menyahut sebentar lalu meneruskan lagi makannya.
***
Selesai makan, Soo jin mengajak Hye hoon ke rumahnya. Kali ini suasana tidak kaku seperti saat menuju rumah makan tadi. Soo jin banyak bercerita tentang kehidupannya setelah pindah ke seoul dua tahu yang lalu. Hye hoon tidak terlalu banyak bicara, hanya menjadi pendengar yang setia dan sesekali memberikan komentar.
Hye hoon masih penasaran alasan kenapa Soo jin menemuinya lagi.
Tiba di rumah Soo jin, Hye hoon melihat ke sekeliling rumah mengamati tempat tinggal Soo jin yang sekarang.
Soo Jin : “Kita sudah sampai, kau ingin makan sesuatu atau minum ?”
Hye hoon : “Ani,, aku sudah kenyang, dan aku juga tidak haus.”
Soo jin : “Baiklah.. Hye hoon-ah, kenapa kau begitu kaku kepada ku, tidak seperti
Hye hoon yang ku kenal dulu.”
Hye hoon : “Benarkah.. mungkin itu hanya perasaan mu saja.”
Soo jin : “Ya,, kau pikir aku bodoh eh. Kau tidak pernah memanggilku oppa lagi.
Apa kau masih marah kepadaku atas kejadian dulu ?”
Hye hoon : “Aku tidak marah pada mu, aku juga sudah melupakan kejadian dulu.
Aku tidak memanggil mu “oppa” itu karena aku tidak suka. Itu saja.
Sudah puas dengan jawaban ku ? Sekarang giliran ku bertanya, kenapa
Kau menemui aku lagi, apa yang ingin kau ceritakan ?”
Soo jin : “Hmmm,, baiklah aku tidak akan membahas itu lagi. Aku menemui mu
karena akhir-akhir ini aku sering memikirkanmu.”
Hye hoon : “Apa kau bercanda heh?”
Soo jin : “ Aku tidak sedang bercanda Hye hoon-ah, beberapa minggu yang lalu
saat musim panas aku melihatmu di pantai Naksan. Kau terlihat bahagia
sedang bermain dengan teman-temanmu.”
Hye hoon : “Mwo… kau melihat ku ?”
Soo jin : “Emm, aku melihat mu. Aku ingin menyapa mu tapi tidak bisa.”
Hye hoon : “Apa karena kau bersama gadis itu ?” (keceplosan)
Soo jin : “Bagaimana kau bisa tahu aku bersama seorang gadis ? Apa kau juga
melihat ku ?”
Hye hoon : (ia merasa kesal kenapa harus mengucapkan itu) “Aku hanya tidak sengaja
Melihat mu bersama seorang gadis.”
Soo jin : “Oh ya,, (Senyum menggoda)
Hye hoon : “Kenapa kau tersenyum hah ?”
Soo jin : “Ani,, hanya ingin saja.
Gadis itu namanya Park Young Sun, dia adalah mantan kekasih ku. Kami
Sudah putus beberapa bulan yang lalu, tapi dia terus menghubungi ku.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa, Young sun mencoba melukai dirinya saat
aku mengakhiri hubungan kami.”
Mendengar penjelasan dari Soo jin, dada Hye hoon terasa sesak. Ingin sekali menampakkan kemarahannya. Tapi Hye hoon tidak melakukan itu. Sebaliknya, Hye hoon memberikan nasehat dan menenangkan Soo jin. (Aigoo aku tidak percaya Hye hoon melakukan itu, ckck)
***
Setelah hari itu, Hye hoon jadi sering menemui Soo jin. Sekedar untuk makan siang dan juga jalan-jalan. Kekakuan antara mereka berdua perlahan mulai menghilang. Bagi Soo jin, Hye hoon kembali lagi menjadi yeoja cantik seperti pertama kali mereka kenal dulu.
Besok adalah hari ulang tahun Soo jin. Hye hoon berencana untuk memberikan kejutan pada Soo jin. Semua barang yang diperlukan sudah di siapkannya.
***
#Pesan sms
To Shin Soo Jin
Di dunia ini banyak hari-hari penting dan bersejarah, tapi dalam hidup ku hari kelahiranmu adalah hari yang istimewa.
Saengil chukka hamnida Shin Soo Jin, semoga panjang umur sehat selalu.
Setelah mengirim pesan itu Hye hoon pergi menemui teman-temannya. Hari ini mereka berencana untuk mengerjakan tugas kuliah di rumah Yong hwa.
“Kau terlihat berbeda Hye hoon-ah, apa terjadi sesuatu ?” Tanya Hyun mi
“Aigoo,, kau ini terlalu memperhatikan ku Hyun mi-ya. Tidak terjadi sesuatu dengan ku. Aku hanya lagi bahagia saja.” Ucap Hye hoon
“Bahagia kenapa kau ?” Tanya je in penasaran
“Hubungan ku dengan Soo jin membaik, aku lebih sering berkomunikasi lagi dengannya.” Hye hoon antusias menceritakan semuanya pada teman-temannya.
“Bagus lah, kami turut bahagia untuk mu Hye hoon-ah.” Yong hwa tersenyum.
Tugas yang mereka kerjakan akhirnya selesai. Hye hoon bersiap-siap untuk pulang dan menemui Soo jin. Karena hari ini dia ingin memberikan kejutan pada Soo jin.
***
Hye hoon tiba di rumah Soo jin, tepat sebelum Soo jin pulang dari tempat kerjanya. Semua yang direncanakan Hye hoon berjalan lancar. Tinggal menunggu Soo jin pulang saja.
Terlihat dari jauh mobil Soo jin sedang menuju ketempat Hye hoon menunggu. Ia sudah tidak sabar memberikan kejutan ini. Saat Soo jin keluar dari mobil, ada seseorang yang melemparinya dengan bola bola salju.
“Yaa,, Siapa yang berani melakukan ini. Cepat keluar, atau ….” Ucap Soo jin, menggantungkan kalimatnya melihat Hye hoon berada di depannya membawakan kue ulang tahun dan lilin yang sedang menyala.
“Saengil Chukka Soo jin oppa.”
“Naleul wihae dangsin-ui maeum-eul yeosibsio”
To be continue :)
created by : Feliya Putri Sebastian Kato
Tidak ada komentar:
Posting Komentar