Jumat, 19 Oktober 2012

Kasus Tentang Sepertiga Populasi Dunia Kini “Online”

Diawali jaringan komputer ARPA milik Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, interconnection-networking atau internet kini telah menjangkau pelosok, mendekatkan orang-orang yang terpisah jarak ribuan kilometer, membuat sebuah peristiwa di pojok terpencil dunia mengglobal.


Laporan terbaru International Telecommunications Union (ITU) menyebut, sekitar sepertiga populasi dunia kini memiliki akses internet. Namun, itu saja belum cukup, masih banyak yang harus dilakukan untuk memenuhi target penetrasi internet sebagaimana tercantum dalam Millenium Development Goals.

Saat ini, menurut ITU, 20,5 persen rumah tangga di negara-negara berkembang memiliki akses internet, sementara targetnya adalah 40 persen di tahun 2015, temuan tersebut adalah bagian dari laporan komperehensif yang dirilis Broadband Commission for Digital Development ITU, Senin 24 September 2012.

Laporan bertajuk, “State of Broadband 2012” mengevaluasi layanan broadband di seluruh dunia dan melacak kemajuan menuju pencapaian target yang ditetapkan oleh komisi. Lebih dari 170 negara menjadi obyek evaluasi dalam laporan.

Laporan ini menemukan, sementara akses rumah  tangga meningkat namun penggunaan internet perorangan justru tertinggal. Namun kabar baiknya, menurut ITU, perangkat mobile broadband dapat menyediakan platform untuk mencapai peningkatan penggunaan individu. Pada akhir tahun 2011, kata laporan itu, langganan baru mobile broadband melampaui koneksi kabel, dengan perbandingan dua banding satu.

Pada 2020 diperkirakan, perangkat terkoneksi (connected devices) akan melebihi jumlah individu yang terkoneksi, dengan rasio enam perangkat untuk setiap satu orang yang online. “Jaringan dan layanan internet mengubah cara hidup kita, Broadband Commission berkomitmen untuk memastikan bahwa manfaat broadband tersedia untuk semua,” kata Hamadoun I. Touré, Sekjen ITU dalam laporan tersebut.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa ada pergeseran linguistik yang kuat yang sekarang sedang terjadi secara online. Apabila laju pertumbuhan terus berlanjut, jumlah pengguna yang mengakses internet dalam bahasa lain selain bahasa Inggris (terutama China), akan melebihi pengguna berbahasa Inggris pada tahun 2015.

Untuk partisipasi jaringan sosial, Filipina ada di posisi teratas, dengan lebih dari 70 persen dari pengguna internet aktif menggunakan situs jejaring sosial. Indonesia ada di urutan kedua, sementara Malaysia, Brazil dan Rusia ada di lima besar. Tingkat rata-rata global adalah sekitar 55 persen.

Laporan ini juga mengungkap negara yang paling banyak menggunakan internet secara prosentase, Islandia menjadi yang tertinggi di dunia, yakni 95 persen, sementara yang terendah adalah Timor Leste yakni 0,9 persen. Sedangkan Amerika Serikat ada di peringkat 23 dunia dalam persentase individu yang online pada tahun 2011, itu adalah Badan PBB yang menangani bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar